Dulu aku adalah istri dari seorang suami baik-baik. Dia pekerja keras dan bertanggungjawab. Juga mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga kami dengan baik. Bahkan boleh dikatakan kami termasuk keluarga yang makmur. Tidak kurang suatu apapun.
Namun semua berubah ketika ketika karyawan baru yang ku panggil "Pigy" (dari kata Pig yang artinya babi, bahkan aku tak sudi menyebut namanya) itu bekerja di kantor yang sama dengan suamiku.
Aku yang selama ini mengira suamiku hanya mencintai aku, akulah satu-satunya, ternyata salah. Entah bagaimana kehidupan ini membimbingku untuk melihat dengan mata kepalaku sendiri perselingkuhan itu. Tega-teganya ia bersama wanita lain di saat aku berjuang menjadi istri yang baik untuknya.
Aku sangat marah dengan suamiku. Aku kecewa karena dikhianati. Aku ingin bercerai. Namun sebelum itu, aku bertanya-tanya siapa dalang di balik kehancuran rumah tangga ini. Aku harus tahu!
Ternyata tidak lain adalah si Pigy itu!
Harus ku akui parasnya lebih cantik dariku. Tubuhnya lebih sexy, dan usianya lebih muda. Namun apakah itu bisa menjadi alasan seseorang boleh merebut laki-laki seenaknya?
Yang awalnya aku hanya kecewa dengan suamiku, sekarang aku sadar bahwa si Pigy itulah biang keladinya!
Kami bercerai. Menyisakan luka yang teramat dalam di hati.
Aku menjalani hidup sebagai seorang janda!
Tangisan demi tangisan yang selalu ku sembunyikan di pojok ruangan lama-lama menggumpal menjadi bara yang menyalakan dendam!
Aku pikir, jika seseorang bisa merebut suamiku dengan seenaknya, mengapa aku tidak? Toh, aku masih muda. Dengan modal beberapa kantong make up dan serangkaian diet aku yakin bisa melakukan hal yang sama. Aku tidak mau hidup menyedihkan sendirian seperti ini.
Aku harus memiliki "teman"!
Memilih target ternyata sempat membingungkanku. Awalnya aku berpikir untuk membalas si Pigy, tapi ku pikir-pikir buat apa aku merebut suami yang sudah pernah aku nikmati hartanya.
Lalu memutuskan untuk mencari target lain. Suami orang lain.
Singkat cerita akhirnya aku menemukan pria yang sesuai kriteria. Dia pria mapan dengan kesibukan yang bejibun banyaknya. Ini akan membuatnya semakin mudah karena laki-laki yang kelewat sibuk pasti tidak sempat memikirkan bagaimana orang-orang sepertiku ini bisa sangat berbahaya.
Ku dengar istrinya juga hanya sebagai ibu rumah tangga biasa yang sibuk mengurusi anak-anak. Kabar yang ku dengar juga mengatakan kalau ia suka kue namun kurang bisa masak. Target sempurna yang akan ku manfaatkan untuk merebut suaminya.
Pertama-tama ....
.... adalah bagaimana aku bisa mulai berkomunikasi dengan pria targetku itu. Kesukaan istrinya akan kue membuatku punya ide.
Aku perempuan. Aku tahu rasa kue mana yang sangat menggoda untukku, dan juga untuk istrinya. Aku akan berpura-pura menawarkan kue padanya.
Ku telusurilah toko-toko kue terbaik dan akan ku klaim sebagai roti buatanku sendiri.
Tentu saja istrinya suka dan sesuai rencanaku, dia akan menjadi "pelangganku".
Langkah selanjutnya ...
Setiap suami yang kurang perhatian dari istrinya adalah kesempatan emas bagi pelakor sepertiku. Maka ku berikan ia apa yang tidak ia dapatkan dari istrinya. Ku tanyakan apa saja yang bisa membuatku terlihat begitu perhatian padanya. Kabarnya lah, udah makan belumlah, pekerjaanyalah, bahkan kabar istrinya ku tanyakan juga.
Ku perlakukan ia sebagai pahlawan, raja, junjungan, pokoknya semua yang hebat-hebat ada padanya. Ku berikan ia pengakuan.
Pengakuan itu seperti heroin bagi laki-laki, sangat menyegarkan dan selalu meminta lebih. Hingga tak sadar kalau dia bukanlah pengguna heroin, tapi heroinlah yang menggunakan dia.
Itu adalah kabar baik untuk orang sepertiku. Setiap dia minta selalu ku berikan. Bahkan kalau perlu aku tambahi dosisnya. Semakin ketagihan, semakin kecanduan, semakin dia akan bergantung padaku.
Selanjutnya ....
Istrinya adalah penghalang utama. Maka yang harus aku lakukan adalah menyingkirkanya. Ku buat cerita mengada-ada bahwa ada orang yang akhirnya menemukan kebahagiaan sejatinya setelah bersanding dengan orang yang tepat. Orang yang tepat itu tidak selamanya datang di saat yang tepat. Ia bisa datang di saat keputusan sudah terlanjur dibuat. Akulah orang yang tepat itu.
Provokasi demi provokasi untuk menjatuhkan istrinya rutin dan konsisten ku dendangkan di telinganya. Semua itu demi mendorongnya untuk segera memutuskan sesuatu. Walaupun awalnya tidak percaya, lama kelamaan batu pun akan berlubang kalau air konsistenmenetes di atasnya.
Ia mulai mengikuti arah yang ku tuntun. Perlahan aku bisa menanamkan pikiran bahwa istrinya adalah pilihan wanita yang salah. Bahkan pelacurpun jauh lebih baik daripadanya. Akulah yang terbaik buatnya.
Aku mulai mengajaknya berpikir seandainya ....
Seandainya dulu kita dipertemukan di saat yang tepat. Seandainya kehidupan mempertemukan kita sejak awal. Seandainya kita bisa hidup bersama selamanya. Seandainya kita berumah tangga dan memiliki anak. Seandainya tidak ada istrinya!
Ia mulai terbawa ke permainan seandainya itu. Ia mulai asik membayangkan. Ia mulai tenggelam ke alam khayalan yang aku buat!
Akhirnya ia menceraikan istrinya!
Aku senang. Akhirnya tujuanku tercapai. Aku bisa menguasai hartanya. Walaupun ada penolakan darin anaknya, yah itu urusan dia. Aku tidak akan capek-capek memikirkan sesuatu yang tidak menguntungkanku. Aku harus fokus akan tujuan utamaku. Aku ingin menguasai hartanya. Itu saja. Persetan dengan anaknya atau keluarganya.
Kalaupun aku bersikap manis itu hanya karena di hadapanya aku ingin terlihat seperti malaikat!
Aku senang tujuanku telah tercapai. Aku nikmati semua jerih payahku untuk merebutnya. Setidaknya modal yang aku keluarkan untuk membeli kue palsu itu sudah kembali, bahkan berkali-kali lipat. Hahahaha!
Aku senang sekali!
.... hidup terasa indah sekali!
Akulah sang penakhluk!
Akhirnya dendamku terbalaskan!
Lalu entah darimana penyakit gula itu datang. Kakiku harus diamputasi sebelah kanan. Suami hasil rebutanku perlahan mulai meninggalkanku. Aku miskin dan hina.
Tidak tahan siksaan sosial, aku memutuskan bunuh diri!
Seiring dengan darah yang terus menetes dari nadi lengan yang ku sayat, ku pandangi dengan tatapan kosong sesuatu yang sangat ku kenal itu. Tergeletak di atas meja. Sesuatu yang entah kenapa sangat aku senangi beberapa bulan terakhir ini. Sesuatu yang akhirnya bisa membuatku merebut suami orang lain. Juga sesuatu yang akhirnya merebut dia dariku dan kaki kananku.
"Kue ba**sat!"
Lalu semuanya gelap!
Comments
Kunjung balik klik disini Xn*X
Kunjung balik klik disini P*RN Hub