Kalau itu mengenai dosa, aku tau itu dosa. Tapi kalau itu mengenai perasaan, apa salah seseorang mencintai seseorang?
Lalu mereka bilang, tidak ada
salahnya kamu mencintai seseorang asalkan kamu tidak menjadikan rasa cinta itu
satu-satunya alasan buat memilikinya.
Lah terus bagaimana bisa
seseorang mencintai seseorang tanpa hasrat ingin memiliki?
Bagaimana mungkin aku mencitai mas
Ayus tanpa aku ingin memilikinya?
Walaupun aku tahu ia sudah ada
yang menantinya di rumah, tapi kebersamaan kami di tempat kerja tidak bisa
menahan benih-benih cinta itu tumbuh seiring berjalanya waktu. Apalagi terus
disirami canda tawa saat kita bersama.
Orang-orang mulai menyalahkan aku
secara sepihak. Akulah biang semua kegaduhan rumah tangga mas Ayus. Seolah-olah
aku adalah wanita buta yang mencitai laki-laki tanpa memandang statusnya.
Padahal aku masih cukup waras untuk mempertimbangkan mana yang baik dan mana
yang tidak.
Aku pernah menanyakan pada mas
Ayus mengenai istrinya. Mas Ayus bilang ia sudah tidak mencintainya lagi dan
akulah satu-satunya yang ada di hatinya sekarang.
Aku harus bagaimana?
Aku tahu kalau kelak aku akan
disebut pelakor. Tapi mas Ayus terus meyakinkan bahwa ia akan bertanggungjawab.
Ia akan segera cerai dengan istrinya demi aku.
Aku yang sudah dimabuk cinta
tentu sangat mudah percaya.
Berlanjutlah hubungan kami. Sembil
terus berharap kelak akan ada jalan kaluar.
Comments