Skip to main content

Kisah Korban Pelakor Yang Malah Dituntut Si Pelakor

 

Kisah Korban Pelakor Yang Malah Dituntut Si Pelakor

Siapa yang tidak ingin rumah tangganya langgeng dan penuh cinta. Semua orang menginginkanya. Tapi terkadang kehidupan menguji seseorang dengan kenyataan yang berbeda.

Kisah ini mungkin banyak dramatisasi. Tapi saya tidak mungkin punya otak imajiner secanggih itu tanpa adanya referensi dari kisah nyata yang di alami seseorang.

Saya adalah Bunga yang sudah berumah tangga hampir 10 tahun dengan mas Kumbang. 

Perjalanan rumah tangga kami di awal-awal perkawinan baik-baik saja. Suami bekerja di kantor dan saya juga bekerja di kantor dengan perusahaan berbeda.

Singkat  cerita, Tuhan menitipkan kehidupan di rahim saya di tahun pertama dan membuat saya berpikir untuk memutuskan sesuatu.

Saya ingin menjadi ibu yang baik bagi anak saya. Kalau saya sibuk kerja di kantor, saya takut anak saya akan kurang perhatian dan pendidikan seperti yang saya harapkan.

Saya mempertimbangkan untuk keluar dari pekerjaan demi anak dengan memperhitungkan finansial yang harus tetap aman.

Dari gaji suami, saya pikir bisa untuk memenuhi kehidupan kami walaupun saya tidak bekerja. Tentu dengan mengorbankan pemasukan saya yang hilang.

Tapi semua itu saya pikir bisa ditanggulangi jika saya tetap bisa produktif dari rumah.

Maka saya berencana menggunakan tabungan dari hasil kerja saya untuk membuat usaha. Itung-itung bisa membantu suami sekaligus bisa mengurus anak dengan penuh.

Maka dengan memantapkan hati saya memutuskan keluar dari pekerjaan saya dan mulai menjalankan rencana saya.

….

Singkat cerita, anak kami lahir dan besar dengan lancar. Puji syukur saya pajatkan pada Yang Maha Kuasa atas karunia itu.

Bisnis yang saya rencanakan juga berjalan walaupun penghasilanya tidak sepasti dan tidak sebesar waktu di kantor. Namun lumayanlah untuk nambah-nambah dikit.

Itu adalah bagian dari konsekuensi keputusan saya yang sudah saya perkirakan di awal. Bahwa kelak saya harus berhadapan dengan kenyataan bahwa saya sudah tidak lagi bekerja.

Namun ada satu hal yang tidak terpikirkan oleh saya. Yaitu hadirnya orang ketiga dalam rumah tangga kami.

…..

Saya sepenuhnya mempercayakan suami saya bekerja di kantor seperti halnya ia percaya sepenuhnya saya menjadi ibu rumah tangga yang mengurus keperluan rumah tangga.

Saya lupa bahwa di kantor suami saya sangat mungkin berinteraksi dengan rekan kerjanya yang berbagai macam watak dan karakter.

Hingga saya sadar ketika ada seorang perempuan menghampiri saya di sebuah kafe dan mengatakan sesuatu yang tidak bisa saya lupakan sampai sekarang.

Wanita itu meminta pertanggungjawaban atas ‘ulah’ suami saya kepadanya.

Betapa hancur hati dan harga diri saya mendengarnya.

Bagaimana mungkin saya yang istri sah dimintai pertanggungjawaban dari wanita lain yang entah darimana dan bagaimana, atas ulah suami saya.

Bukankah seharusnya saya yang marah dan menuntut sesuatu?

.....

Tidak memakan waktu lama hubungan kami yang baik-baik saja berubah pertengkaran demi pertengkaran.

Habis air mata dan energi ini untuk mengutuk kelakuan suami. Tidak ubahnya kebencian saya terhadap wanita jahat itu.

Dengan sisa-sisa kesabaran yang saya kumpulkan, saya berencana mengakhiri rumah tangga itu dengan baik-baik. Berharap kelak saya mendapat kehidupan yang lebih baik. Atau setidaknya tidak sesakit ini.

Cerita ini saya ceritakan dengan amarah tertahan dan perjuangan berdamai dengan kehidupan. Kalaupun akhirnya saya ceritakan, tujuan saya bukanlah kutukan, minta belas kasihan, atau berharap keadaan bisa berubah.

Saya hanya ingin bermanfaat dengan memanfaatkan cerita saya.

Siapa tahu di luaran sana seseorang bisa mengambil pelajaran dari kisah ini. Bukan untuk mencurigai suami setiap waktu. Tapi untuk menyadari bahwa potensi manusia itu bisa baik dan bisa buruk. Dinamis.

Termasuk saya pribadi yang mungkin bersalah sehingga harus mengalami hal ini.

Maka mendekat kepada Tuhan adalah jalan satu-satunya. Hanya DIA yang mampu menjaga orang-orang yang kita cintai. Dan hanya DIA yang mampu berbuat adil.

Maka mencintailah seseorang karena TUHAN.

…..

Dengan tidak bermaksud senang, saya ingin menceritakan kepada anda tanda-tanda keadilan Tuhan. Beberapa waktu lalu saya mendengar kabar buruk menimpa mereka.

Sebagai manusia biasa saya diam-diam mensyukuri kejadian itu. Namun akhirnya saya sadar, toh itu tidak mengubah keadaan.

Maka saya menjadikanya pelajaran berharga bagi kehidupan saya pribadi. Bahwa manusia, termasuk saya, tidak akan bisa lolos dari keadilan Tuhan. Maka apapun yang sudah mereka lakukan terhadap saya, saya harus berjuang untuk memaafkanya. Hanya jalan itulah yang bisa membuat saya mendapat ketenangan sejati.

Dan saya berjanji pada diri sendiri untuk tidak melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan kepada saya.

Biarlah saya masih menjanda sampai saat ini.

Walaupun ingin sekali saya mendapatkan pendamping baru, tapi saya serahkan kepada Tuhan jalanya. Saya tidak ingin membuat jalan sendiri yang mungkin saja itu adalah bujukan hawa nafsu yang mengantarkan pada kesengsaraan kelak.

Comments

Popular posts from this blog

5 Cara Merebut Suami Orang

Suami orang lebih menarik? Kok kelihatanya enak banget ya kalau kita mempunyai suami seperti dia. Dia itu sudah ganteng, mapan, ramah lagi pada wanita. Wanita mana yang tidak tertarik coba? Sayangnya ada satu kendala untuk mendapatkan hatinya, yaitu istrinya. Maka kalau saya boleh berimajinasi, berikut adalah beberapa cara merebut suami orang ketika saya ingin jadi pelakor : Ketahui Kelemahan Istrinya Setiap orang pasti memiliki kekurangan dalam hidupnya. Maka kalau kita melihat ada wanita berparas cantik, seksi dan tubuhnya ideal, biasanya dia kurang pintar, tidak bisa memasak, pemalas dan sebagainya. Selalu ada kekurangan. Maka kalau ingin merebut suami orang, saya akan mencari dulu kelemahan dari si istri target saya. Lalu saya cari kelemahan itu yang kira-kira dapat saya atasi, atau menjadi kelebihan saya. Misalnya nih, istrinya target tidak pandai memasak, saya akan tunjukan kemampuan memasak saya di depan target. Kalau perlu kritik pedas masakan istrinya. H...

Mengapa Cara Mengganti Popok untuk Bayi Perempuan Berbeda dengan Bayi Laki-Laki?

Banyak yang mengira kalau mengganti popok pada bayi itu sama saja. Eh, tunggu dulu! Jenis pakaian dan mainanya aja beda, masak perawatanya sama? Kalau popoknya mungkin sama. Tapi karena jenis kelaminya berbeda, maka bayi perempuan membutuhkan perawatan yang berbeda. Berikut adalah cara merawat bayi perempuan pada saat mengganti popoknya. Resiko Infeksi Bayi perempuan memiliki resiko pada gangguan infeksi saluran kemih dan berbagai masalah lainnya kalau tidak hati-hati dalam mengganti popok. Anatomi bayi perempuan berbeda dengan anatomi bayi laki-laki. Bayi perempuan memiliki sistem urin internal dan tidak terlindungi seperti pada bayi laki-laki. Maka dari itu kelamin bayi perempuan akan lebih rentan terhadap infeksi daripada bayi laki-laki. Intensitas Bayi perempuan membutuhkan pembersihan yang lebih sering daripada bayi laki-laki . Hal ini untuk mencegah infeksi pada alat kelaminya. Sembari mengganti popok bayi perempuan kita, bisa kita bersihka...

Akulah Pelakor, Kalian Ingin Tahu Kisahku?

Dulu aku adalah istri dari seorang suami baik-baik. Dia pekerja keras dan bertanggungjawab. Juga mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga kami dengan baik. Bahkan boleh dikatakan kami termasuk keluarga yang makmur. Tidak kurang suatu apapun. Namun semua berubah ketika ketika karyawan baru yang ku panggil "Pigy" (dari kata Pig yang artinya babi, bahkan aku tak sudi menyebut namanya) itu bekerja di kantor yang sama dengan suamiku.  Aku yang selama ini mengira suamiku hanya mencintai aku, akulah satu-satunya, ternyata salah. Entah bagaimana kehidupan ini membimbingku untuk melihat dengan mata kepalaku sendiri perselingkuhan itu. Tega-teganya ia bersama wanita lain di saat aku berjuang menjadi istri yang baik untuknya. Aku sangat marah dengan suamiku. Aku kecewa karena dikhianati. Aku ingin bercerai. Namun sebelum itu, aku bertanya-tanya siapa dalang di balik kehancuran rumah tangga ini. Aku harus tahu! Ternyata tidak lain adalah si Pigy itu! Harus ku akui parasnya lebih cantik dari...