Tentu
menjengkelkan rasanya kalau rumah tangga kita yang sudah kita bangun dengan
susah payah diganggu oleh “pihak tak diundang”, PELAKOR.
Sayangnya
pelakor ini masuk ke dalam rumah tangga kita dengan cara yang sangat halus dan mematikan.
Ibarat kuman, kita tidak pernah tau kapan datangnya, tiba-tiba sakit aja tubuh
kita. Apalagi, tidak sedikit kasus yang menguak kalau ternyata Pelakor itu
adalah teman dekat sendiri. Atau orang yang tidak pernah disangka sebelumnya.
Sebut
saja kasus “tebar uang di muka” yang viral beberapa waktu lalu. Tidak disangka
oleh korban kalau ternyata teman yang dipercayainya, yang dibantunya selama ini,
adalah orang yang membuat suaminya lupa akan janji perkawinanya. Walaupun mungkin
kita tidak setuju dengan cara si korban pelakor itu menyelesaikan masalah
dengan marah-marah dan tebar uang, tapi secara psikologis setidaknya kita dapat
mengerti luka yang telah dialami oleh ibu itu. Itu sakit sekali!
Lalu
bagaimanakah cara membalas pelakor ini dengan cara yang anggun namun mematikan?
Utamakan Tangkap Basah
Pada
umumnya, reaksi kita kalau hubungan rumah tangga diganggu adalah marah. Marah ini
adalah produk dari sakit hati dan ketakutan. Mengapa ketakukan? Mari kita jujur
saja, kita tentu takut rumah tangga kita berantakan. Yang punya anak takut
kalau anak-anaknya nanti terlantar, yang ibu rumah tangga takut kalau tidak bisa
makan karena suaminya direbut orang, dan sebagainya. Maka kalau sudah marah,
logika akan berantakan dan ujungnya adalah penyesalan.
Mendengar
suami kita digoda wanita lain, wajar kalau kita marah. Tapi kalau kita kalah
dengan amarah sendiri, kita bisa kalah telak dengan pelakor. Pilih mana? Kalah dengan
pelakor atau mengalahkan pelakor? Tentu kita tidak mau kalah dengan si “kuman”
itu bukan?
Tahan
amarah supaya dapat mengatur rencana penangkapan basah!
Buat
perangkap! Kalau perlu secara diam-diam fasilitasi mereka berdua untuk bertemu.
Siapkan kamera smartphone, live streaming, dan jangan lupa bawa juga keamanan
yang sekaligus saksi. Grebek dalam keadaan masih basah. Itu baru namanya
pembalasan!
Teror Balik Pelakor
Akhir-akhir
ini ada kata-kata yang menarik perhatian saya: “Pada dasarnya tidak ada orang
jahat di dunia ini, yang ada adalah orang baik yang tersakiti”
Korban
teror bisa jadi peneror kalau ambang batas toleransinya telah dilewati. Pelakor
adalah teror bagi kehidupan rumah tangga. Akankah kita mau hanya jadi sasaran
teror terus menerus? Kalau dia bisa meneror, berarti ada kemungkinan kita juga
bisa meneror. Tinggal teror siapa yang lebih meneror!
Jadi Pelakor Untuk Pelakor
Terkadang
untuk membuat orang jera dengan perbuatanya adalah dengan membuat dia merasakan
perbuatanya. Kalau seumur hidup kita tidak pernah merasakan sakitnya dipukul,
mungkin sampai sekarang kita dengan mudahnya memukul orang. Kita menjadi
berpikir ulang untuk memukul orang karena kita tahu persis sakitnya dipukul. Maka
untuk membuat pelakor jera, bagaimana kalau kita jadi pelakor untuknya?
Menjadi
pelakor itu mudah kalau kita mau. Caranya di sini:
Notes:
Cara
ini adalah bullshit belaka bagi Anda! karena saya percaya siapapun yang membaca
ini adalah mental-mental pemenang, bukan mental pecundang seperti si “kuman”!
Pembalasan
hanya membuat Anda tidak ubahnya dia!
Comments